BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini pemerintah menghadapi berbagai kendala dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Ketidakmerataan mutu guru di sekolah menjadi alasan utama pemerintah untuk selalu memperhatikan peningkatan kualitas sumber tenaga kependidikan. Hal ini ditempuh karena keberhasilan mutu pendidikan sangat tergantung dari keberhasilan proses belajar-mengajar yang merupakan sinergi dari komponen-komponen pendidikan baik kurikulum tenaga pendidikan, sarana prasarana, sistem pengelolaan, maupun berupa faktor lingkungan alamiah dan lingkungan sosial, dengan peserta didik sebagai subjeknya.
Proses belajar mengajar sebagai sistem dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu di antaranya adalah guru yang merupakan pelaksana utama pendidikan di lapangan. Kualitas guru baik kualitas akademik maupun non akademik juga ikut mempengaruhi kualitas pembelajaran.
Faktor lainnya yang tak kalah pentingnya dalam menentukan keberhasilan kegiatan belajar-mengajar, adalah sumber belajar. Dalam rangka mengupayakan peningkatan kualitas program pembelajaran perlu dilandasi dengan pandangan sistematik terhadap kegiatan belajar-mengajar, yang juga harus didukung dengan upaya pendayagunaan sumber belajar di antaranya internet. Ini di satu pihak, sedangkan di pihak lain kenyataan menunjukkan bahwa sumber belajar dan sarana pembelajaran yang telah dibakukan, diadakan dan didistribusikan oleh pemerintah belum didayagunakan secara optimal oleh guru, pelatih dan instruktur.
Untuk mewujudkan kualitas pembelajaran, perlu ditempuh upaya-upaya yang bersifat komprehensif terhadap kemampuan guru dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Namun demikian, berdasarkan isu yang berkembang dalam pendidikan, pembelajaran pada sekolah dasar belum berjalan secara efektif, bahkan banyak guru yang mengajar tanpa memanfaatkan sumber belajar. Mereka mengajar secara rutin apa adanya sehingga pembelajaran berkesan teacher centris.
Berkait dengan perkembangan teknologi jaringan komputer yang ada sekarang ini, siswa SD pun dapat belajar dengan menggunakan jaringan internet sebagai sumber belajar, tentu saja dengan bimbingan guru atau pendampingan orang tua. Namun ironisnya banyak guru yang belum mengenal internet padahal siswa sudah banyak yang terbiasa menjelajahi dunia maya tersebut.
Terkait dengan masalah tersebut, sudah seharusnya guru zaman sekarang ini mulai memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan pengetahuan guru maupun siswa akan berkembang. Selain itu guru maupun siswa juga akan terbiasa mengoperasikan perangkat komputer tersebut, sehingga tidak ada lagi istilah guru gaptek (Gagap Teknologi) maupun siswa gaptek.
Kaitannya dengan internet sebagai sumber belajar, pada makalah ini akan dibicarakan pengertian internet, spesifikasi peralatan internet, pengertian sumber belajar, dan metode pembelajaran melalui internet.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari materi ini adalah:
1. Bagaimana pembelajaran berbasis internet diterapkan pada anak sekolah dasar?
2. Manfaat apa yang didapatkan dengan pembelajaran berbasis internet?
3. Bagaimana cara belajar melalui model pembelajaran internet?
1.3 Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini untuk mendeskripsikan pembelajaran berbasis internet pada siswa sekolah dasar.
b. Manfaat
Manfaat penulisan ini meliputi manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis, makalah ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memahami pembelajaran berbasis internet pada siswa sekolah dasar. Manfaat praktis, bagi guru sebagai masukan dalam memilih sumber belajar dan dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Internet
Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik).Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet.
Pihak yang telah tergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri ( bagaikan nomor telepon ) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang memiliki personal komputer ( PC ) untuk menjadi pelanggan ataupun untuk mengakses internet.
Pengertian internet itu sendiri adalah jaringan (Network) komputer terbesar di dunia. Jaringan berarti kelompok komputer yang dihubungkan bersama, sehingga dapat berbagi pakai informasi dan sumber daya (Shirky, 1995:2). Dalam internet terkandung sejumlah standar untuk melewatkan informasi dari satu jaringan ke jaringan lainnya, sehingga jaringan-jaringan di seluruh dunia dapat berkomunikasi.
Sidharta (1996) memberikan definisi yang sangat luas terhadap pengertian internet. Internet adalah forum global pertama dan perpustakaan global pertama dimana setiap pemakai dapat berpartisipasi dalam segala waktu. Karena internet merupakan perpustakaan global, maka pemakai dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Secara umum dapat dikatakan bahwa internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan saling hubungan antar jaringan-jaringan komputer yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan komputer-komputer itu berkomunikasi satu sama lain.
Diera globalisasi, negara-negara diberbagai belahan dunia sudah tidak ada lagi batas dalam mempeeroleh informasi. Dalam waktu yang sama di tempat berbeda dengan jarak yang jauh sekalipun orang saling bertukar informasi dana berkomunikasi. Kemajuan teknologi informasi ini tidak hanya dirasakan oleh dunia bisnis, akan tetapi dunia pendidikan juga ikut merasakan manfaatnya. Perkembangan teknologi informasi lebih terasa menfaatnya dengan hadirnya jaringan internet yang memanfaatkan satelit sebagai media transformasi. Hadirnya internet sebagai sumber informasi ini sangat memungkinkan seseorang untuk mencari dan menyebarkan segala ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk penemuan penelitian keseluruh dunia dengan mudah, cepat, dan murah, sehingga pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat lebih cepat dan merata. Dengan demikian segala informasi yang ada di internet dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Di Indonesia pemanfaatan teknologi internet dimulai sekitar tahun 1995 ketika IndoInternet membuka jasa layanan internet. Kemudian tahun 1997-an mulai berkembang pesat. Namun harus diakui bahwa kini pemanfaatan teknologi ini masih didominasi oleh lembaga seperti perbankan, perdagangan, media massa, atau kalangan industri. Jika melihat potensinya, dalam waktu mendatang mungkin saja lembaga pendidikan akan mendominasinya.
Pemanfatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai sejak dibentuknya telematika tahun 19961). Masih ditahun yang sama dibentuk Asian Internet Interconnections Initiatives (www.ai3.itb.ac.id/indonesia). Jaringan yang dikoordinir oleh ITB ini bertujuan untuk pengenalan dan pengembangan teknologi internet untuk pendidikan dan riset, pengembangan backbone internet pendidikan dan riset di kawasan Asia Pasific bersama-sama perguruan tinggi di kawasan ASEAN dan Jepang, serta pengembangan informasi internet yang meliputi aspek ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sosial, dan ekonomi. Hingga kini sudah ada 21 lembaga pendidikan tinggi (negeri dan swasta), lembaga riset nasional, serta intnasi terkait yang telah bergabung.
Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan internet untuk pendidikan di Indonesia khususnya di perguruan tinggi terus berkembang. Misalnya tahun 2001 didirikan universitas maya Indonesia Bangkit University Teledukasi (IBUTeledukasi) bekerjasama dengan Universitas Tun Abdul Razak Malaysia, beberapa PT juga menawarkan program on-line course misalnya (www.petra.ac.id). Universitas Terbuka mengembangkan on-line tutorial (www.ut.ac.id/indonesia/tutorial.htm), Indonesia Digital Library Network mengembangkan perpustakaan elektronik (www.idln.itb.ac.id), dan lain-lain.
Pemanafaatan internet untuk pendidikan ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional. Kini sudah banyak lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi yang sudah mulai merintis dan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet dalam mendukung sistem pendidikan konvensional. Namun suatu inovasi selalu saja menimbulkan pro dan kontra. Yang pro dengan berbagai dalih meyakinkan akan manfaat kecanggihan teknologi ini seperti;, memudahkan komunikasi, sumber informasi dunia, memudahkan kerjasama, hiburan, berbelanja, dan kemudahan aktivitas lainnya. Sebaliknya yang kontra menunjukan sisi negatifnya, antara lain: biaya relatif besar dan mudahnya pengaruh budaya asing. Internet sebagai media baru ini juga belum begitu familier dengan masyarakat, termasuk personil lembaga pendidikan. Oleh karena itu sangat perlu terus dilakukan kajian, penelitian, dan pengembangan model e-learning.
Agar kita dapat mengoperasikan internet dengan baik, maka dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak yang memadahi. Perangkat keras adalah komponen-komponen fisik yang membentuk suatu sistem komputer serta peralatan-peralatan lain yang mendukung komputer untuk melakukan tugasnya. Perangkat keras tersebut berupa:
(1) satu unit komputer,
(2) modem,
(3) jaringan telepon,
(4) adanya sambungan dengan ISP (Internet Service Provider).
Sedangkan perangkat lunak adalah program-program yang diperlukan untuk menjalankan perangkat keras komputer. Perangkat lunak ini kita pilih sesuai dengan:
(1) kemampuan perangkat keras yang kita miliki,
(2) kelengkapan layanan yang diberikan,
(3) kemudahan dari perangkat itu untuk kita operasikan dalam (User Friendly).
2.2 Internet Sebagai Media Pendidikan
Internet memiliki banyak fasilitas yang telah digunakan dalam berbagai bidang, seperti militer, media massa, bisnis, dan juga untuk pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Telnet, Internet Relay Chat, Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol (FTP), atau World Wide Web (WWW). Di antara banyak fasilitas tersebut menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu e-mail, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”.
Electronic mail (e-mail), mulai diperkenalkan tahun 1971 (http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini sering disebut sebagai surat elektronik, merupakan fasilitas yang paling sederhana dan mudah digunakan. Dalam survei yang dilakukan sebuah lembaga riset Amerika Serikat (Graphics, Visualization and Usability Center) diketahui bahwa 84% responden memilih e-mail sebagai aplikasi terpenting internet, lebih penting ketimbang web (http://www.gvu.gatech..edu/user_surveis/).
Mailing List mulai diperkenalkan setelah e-mail yaitu sejak tahun 1972 (http://www.livinginternet.com). Ini merupakan salah satu fasilitas yang dapat digunakan untuk membuat kelompok diskusi atau penyebaran informasi. Cara kerja mailing list adalah pemilik email dapat bergabung dalam sebuah kelompok diskusi, atau bertukar informasi yang tidak dapat diintervensi oleh orang di luar kelompoknya. Komunikasi melalui fasilitas ini sama seperti e-mail bersifat tidak langsung (asynchronous).
News group adalah fasilitas internet yang dapat dilakukan untuk komunikasi antar dua orang atau lebih secara serentak (waktu bersamaan) atau bersifat langsung (synchronous). Bentuk pertemuan ini sering disebut sebagai konferensi, dengan fasilitas video conferencing, atau text saja, atau bisa audio dengan menggunakan fasilitas chat (IRC).
Melalui fasilitas File Transfer Protocol (FTC) ini orang dapat menstransfer data/file dari satu komputer ke internet (up-load) sehingga bisa diakses oleh pengguna internet di seluruh pelosok dunia. Di samping itu fasilitas ini dapat mengambil arsif/file dari situs internet ke dalam komputer pengguna (down-koad).
World Wide Web atau sering disebut Web mulai diperkenalkan tahun 1990-an (http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini merupakan kumpulan dokumentasi terbesar yang tersimpan dalam berbagai server yang terhubung menjadi suatu jaringan (internet). Dokumen ini dikembangkan dalam format hypertext 2). dengan menggunakan Hypertext Markup Language (HTML). Melalui format ini dimungkinkan terjadinya link dari satu dokumen ke dokumen/bagian lain. Selain itu fasilitas ini bersifat multimedia, yang terdiri dari kombinasi unsur teks, foto, grafika, audio, animasi, dan juga video.Teknologi internet pada hakekatnya merupakan perkembangan dari teknologi komunikasi generasi sebelumnya. Media seperti radio, televisi, video, multi media, dan media lainnya telah digunakan dan dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi media internet yang memiliki sifat interaktif, bisa sebagai media massa dan interpersonal, dan gudangnya sumber informasi dari berbagai penjuru dunia, sangat dimungkinkan menjadi media pendidikan lebih unggul dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia.
Dengan fasilitas yang dimilikinya, internet menurut Onno W. Purbo (1998) paling tidak ada tiga hal dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu:
(a). Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara.
(b). Peserta didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang diminatinya.
(c). Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar. Di samping itu kini hadir perpustakan internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat raya.
Pendapat ini hampir senada dengan Budi Rahardjo (2002). Menurutnya, manfaat internet bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media kerjasama. Akses kepada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah. Akses kepada nara sumber bisa dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik. Sedangkan sebagai media kerjasama internet bisa menjadi media untuk melakukan penelitian bersama atau membuat semacam makalah bersama.
Penelitian di Amerika Serikat tentang pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi untuk keperluan pendidikan diketahui memberikan dampak positif (Pavlik, 19963)). Studi lainya dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST), “bahwa pemanfaatan internet sebagai media pendidikan menunjukan positif terhadap hasil belajar peserta didik4)”.
Internet sebagai media pendidikan memiliki banyak keunggulan,. Namun tentu saja memiliki kelemahan; seperti yang disampaikan oleh Budi Rahardjo (2002) adalah infrastruktur internet masih terbatas dan mahal, keterbatasan dana, dan budaya baca kita masih lemah. Di sinilah tantangan bagaimana mengembangkan model pembelajaran melalui internet.
2.3 Metode Pembelajaran Melalui Internet
Pembelajaran berbasis internet bagi siswa sekolah dasar sudah seharusnya mulai dikenalkan. Untuk itu para guru hendaknya sudah tahu lebih dahulu tentang dunia internet sebelum menerapkan pembelajaran tersebut pada siswa. Persiapan yang tak kalah pentingnya yaitu sarana komputer. Tentu saja dalam hal ini hanya dapat diterapkan di sekolah-sekolah yang mempunyai fasilitas komputer yang memadai. Walaupun sebenarnya dapat juga diusahakan oleh sekolah yang tidak mempunyai fasilitas komputer misalnya dengan mendatangi warnet sebagai patner dalam pembelajaran tersebut.
Setelah semua perangkat untuk pembelajaran siap, guru mulai melakukan pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar internet. Bagi siswa sekolah dasar tentu saja akses-akses yang ringan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Disinilah kepiawaian seorang guru ditampilkan dalam mendampingi, membimbing dan mengolah metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai.
Beberapa metode yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya: diskusi, demonstrasi, problem solving, inkuiri, dan descoveri. Guru memberikan topik tertentu pada siswa, kemudian siswa mencari hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut dengan mencari (down load) dari internet. Guru juga dapat memberikan tugas-tugas ringan yang mengharuskan siswa mengakses dari internet, suatu misal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa dapat mencari karya puisi atau cerpen dari internet. Siswa juga dapat belajar dari internet tentang hal-hal yang up to date yang berkaitan dengan pengetahuan. Guru memberi tugas pada siswa untuk mencari suatu peristiwa muthakir dari internet kemudian mendiskusikannya di kelas, lalu siswa menyusun laporan dari hasil diskusi tersebut.
Metode-metode tersebut dapat dilakukan guru dengan model-model pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa semakin senang, tertarik untuk mempelajarinya sehingga proses pembelajaran tersebut menjadi pembelajaran yang bermakna. Dengan pembelajaran berbasis internet diharapkan siswa akan terbiasa berpikir kritis dan mendorong siswa untuk menjadi pembelajar otodidak. Siswa juga akan terbiasa mencari berbagai informasi dari berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran ini juga mendidik siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok kecil maupun tim. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan pembelajaran berbasis internet pengetahuan dan wawasan siswa berkembang, mampu meningkatkan hasil belajar siswa, dengan demikian mutu pendidikan juga akan meningkat.
2.4 Model Pembelajaran Internet
Ada tiga sistem pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar pengembangan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan internet,yaitu :
1). Web Course, 2). Web Centric Course, 3). Web Enhanced Course.
1. Web Course
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran,dimana seluruh bagian bahan belajar,diskusi,konsultasi,penugasan,latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet.Siswa dan guru sepenuhnya terpisah,namun hubungan atau komunikasi antara peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat.Komunikasi lebih banyak dilakukan secara ansynchronous daripada secara synchronous.Bentuk web course ini tidak memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian,karena semua proses pembelajaran sepenuhnya menggunakan fasilitas internet seperti email,chat rooms,bulletin board dan online conference.Selain itu sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital),baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat hubungan (link) keberbagai sumber belajar yang sudah tersedia pada internet,seperti data base statistic berita dan informasi,e-book,perpustakaan elektronik dan lain-lain.Bentuk pembelajaran model ini biasanya digunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh (distance education/learning).Aplikasi bentuk ini antara lain virtual campus/university ataupun lembaga pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti secara jarak jauh dan setelah lulus ujian akan diberikan sertifikat.
2. Web Centric Course
Sebagian bahan belajar,diskusi,konsultasi,penugasan,dan latihan disampaikan melalui internet,sedangkan ujian dan sebagian konsultasi,diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka,walaupun dalam proses belajarnya sebagian dilakukan dengan tatap muka yang biasaya berupa tutorial,tetapi presentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan presentase proses pembelajaran melalui internet.
Bentuk ini memberikan makna bahwa kegiatan belajar bergeser kegiatan dikelas menjadi kegiatan melalui internet sama dengan bentuk web course,siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka,baik di sekolah maupun di tempat-tempat yang telah ditentukan seperti di ruang perpustakaan,taman bacaan,ataupun di balai pertemuan.
Penerapan bentuk ini sebagaimana telah dilakukan pada perguruan tinggi-perguruan tinggi terkemuka yang menggunakan sistem belajar secara of campus.
3. Web Enhanced Course
Web enhanced course merupakan pemanfaatan internet untuk pendidikan,untuk menunjang peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas.Bentuk ini juga dikenal dengan nama web lite course,karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.
Peranan internet disini adalah untuk menyediakan sumber-sumber belajar yang sangat kaya akan informasi dengan cara memberikan alamat-alamat atau membuat link ke berbagai sumber belajar yang sesuai dan bisa diakses secara online,untuk meningkatkan kuantitas dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dan peserta didik secara timbal balik.Dialog atau komunikasi dua arah tersebut dimaksudkan untuk keperluan berdiskusi,berkonsultasi,maupun untuk bekerja secara kelompok.Berbeda dengan kedua bentuk sebelumnya,pada bentuk web enhanced course ini presentase pembelajaran secara tatap muka,karena penggunaan internet adalah hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara tatap muka.Bentuk ini dapat pula dikatakan sebagai langkah awal bagi institusi pendidikan yang akan menyelenggarakn pembelajaran berbasis teknologi informasi,sebelum menyelenggarakn pembelajaran dengan internet secara kompleks,seperti web centric course ataupun web course.
Baik pada model ataupun web course,web centric course ataupun web enhanced course,terdapat beberapa komponen aktifitas seperti informasi,bahan belajar,pembelajaran ataupun komunikasi,penilaian bervariasi.Secara umum komponen aktifitas dan strukturnya dapat diterapkan dalam pengembangan pembelajaran melalui internet.
2.5 Pertimbangan Model Pembelajaran Melalui Internet
Pertimbangan memutuskan sistem pendidikan konvensional menjadi sistem e-learning tentu saja bukan didasarkan pada trend, ikut-ikutan teknologi internet, tetapi perlu ikaji secara matang. Oleh karena itu para penyusun dan pengambil kebijakan perlu melakukan observasi dan studi kelayakan. Beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan bahan pertimbangan antara lain:
(1). Anggaran biaya Yang diperlukan. Bandingkan biaya untuk pendidikan konvensional dengan e-learning. Melalui e-learning, biaya mendirikan bangunan sekolah, buku – buku, tenaga pengajar, dan biaya operasional peserta didik dapat ditekan. Oleh karena itu pendidikan jarak jauh atau sistem konvensional yang massal akan lebih efisien dengan e-learning.
(2). Materi apa saja yang menjadi prioritas dimasukan pada model e-learning sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan, atau semua materi pelajaran perlu dimasukan.
(3). Pengalihan dari konvensinal ke e-learning apakah bisa dilakukan sendiri atau perlu kerjasama dengan instansi lain. Instansi seperti perguruan tinggi (yang memiliki SDM relevan) dan kalangan industri (terutama industri perangkat lunak) sangat potensial dijadikan mitra kerjasama.
(4). Apakah perubahan ini bisa diterima (diadopsi) dengan baik oleh sasaran. Sebagai hasil inovasi, proses difusi sangat diperlukan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oos M. Anwas (2003) menunjukan bahwa adopsi inovasi e-learning dalam tahapan pembentukan sikap di kalangan akademisi masih bervariasi. Banyak faktor yang menentukan, diantaranya exposure informasi internet, kedekatan dengan teknologi komunikasi dan informasi, dan derajat kebutuhan terhadap internet. Namun yang menarik dari penelitian ini adalah faktor kondusifitas organisasi dapat mempengaruhinya. Dalam organisasi yang kondusif, akademisi cenderung lebih baik dalam mengadopsi e-learning dibandingkan dengan organisasi yang kurang kondusif. Faktor organisasi yang relatif homogen seperti perguruan tinggi ini lebih penting dibandingkan dengan mempermasalahkan faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, kelas ekonomi, dan faktor personality (type kepribadian). Padahal dalam penelitian adopsi inovasi sebelumnya, faktor demografi dan personality tersebut sering dijadikan penjelas dan mempengaruhi individu dalam mengadopsi suatu inovasi.
(5). Bagaimana menerapkan perubahan tersebut sehingga bisa tercapai secara efektif dan efisien, serta bagaimana kelanjutan operasional termasuk evaluasi dan tindak lanjutnya.
2.6 Pengembangan Model Pembelajaran Melalui Internet
Pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet,terlebih dahulu dilakukan pengkajian atas seluruh unsur dan aspek sebagaimana telah diuraikan diatas,sehingga bisa didapatkan pegangan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet.Disamping itu juga diperlukan pertimbangan dan penilaian atas beberapa hal yang tidak kalah pentingnya antara lain :
1. Keuntungan
Sejauh mana sistem pembelajaran berbasis internet akan memberikan keuntungan bagi institusi,staf pengajar,pengelola,dan terutama keuntungan yang akan diperoleh siswa dalam meningkatkan kualitas mereka apabila dibandingkan dengan penyelenggaraan pembelajaran tetap muka secara konvensional.
2. Biaya pengembangan infrastruktur serta pengadaan peralatan sofware.
3. Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur,mengadakan peralatan serta sofware tidaklah sedikit.Untuk itu perlu dipertimbangkan hal-hal seperti,apakah akan membangun suatu jaringan secara penuh ataukah secara bertahap,apakah akan mengadakan peralatan yang sama sekali baru ataukah meng-upgrade yang sudah ada atau scound.Mesti diperhatikan bahwa sofwere yang asli bukan bajakan harganya relatif mahal.Untuk itu dipertimbangkan kemampuan menyediakan dana dalam setiap pengambilan keputusan.
4. Biaya Operasional dan Perawatan
Suatu sistem akan berjalan apabila dikelola secara baik.Dengan demikian,sistem pembelajaran berbasis internet ini,juga diperlukan biaya operasional dan perawatan yang tentunya tidak sedikit.Biaya operasional,honor pengelolaan,biaya langganan ISP (Internet Service Provider),biaya langganan saluran telepon tersendiri dan biaya pulsa telepon apabila berkeinginan menggunakan dial-up.Sedangkan biaya perawatan termasuk penggantian suku cadang yang mengalami kerusakan baik karena umur maupun kesalahan prosedur pemakaian.Untuk menanggulangi biaya operasional dan perawatan tersebut,dapat dilakukan dengan mendayagunakan sistem tersebut agar mampu menghasilkan uang (income generating),antara lain dengan membuka warnet untuk umum,mengadakan pelatihan-pelatihan dan lain-lain.
5 Sumberdaya Manusia
Untuk mengembangkan dan mengelola jaringan dan sistem pembelajaran,diperlukan sejumlah sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi.Dalam hal ini termasuk guru-guru yang harus memahami prinsip-prinsip pembelajaran melalui internet.Untuk keperluan itu hendaknya dilakukan identifikasi dan kemudian dipersiapkan tenaga-tenaga tersebut,apakah bisa dicukupi dari dalam ataukah harus merekrut tenaga-tenaga baru.Untuk membekali tenaga-tenaga tersebut perlu diberikan pelatihan,diperhitungkan lama waktu pelatihan,tempat pelatihan,cara pelatihan agar bisa menghasilkan tenaga yang memiliki kualifikasi.
6. Siswa
Yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah mengetahui sejauh mana kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan internet yang akan diselenggarakan.Kalau internet merupakan sesuatu yang baru bagi sebagian besar siswa,tentunya perlu dilakukan serangkaian upaya untuk mengkondisikan agar mereka berpartisipasi secara aktif dalam sistem pembelajaran yang baru tersebut.Ada hal yang tidak mudah untuk merubah kebiasaan mereka yang telah terbiasa belajar secara tatap muka secara konvensional selama bertahun-tahun,yang tentunya telah menjadi gaya belajar atau kebiasaan yang sudah mendarah daging.
Berdasarkan kajian dan pertimbangan sebagaimana telah dibahas diatas,kemudian sistem pembelajaran internet dikembangkan melalui tiga cara pengembangan yaitu:
1) Menggunakan seperlunya fasilitas internet yang telah ada,seperti e-mail,IRC (Internet Relay Chat),word wide web,search engine,millis (milling list) dan FTP (File Transfer Protocol).
2) Menggunakan sofware pengembang program pembelajaran dengan internet yang dikenal dengan Web-Course Tools,yang diantaranya bisa didapatkan secara gratis ataupun bisa juga dengan membelinya.Ada beberapa vendor yang mengembangkan Web Course Tools seperti WebCT, Webfuse, TopClass dan lain-lain.
3) Mengembangkan sendiri program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan (tailor made),dengan menggunakan bahasa pemograman seperti ASP (Active Server Pages) dan lain-lain.Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan,misalnya pengembangan program pembelajaran dengan menggunakan fasilitas internet mempunyai kelebihan biayanya sangat murah dibandingkan yang lain,namun ada kekurangan yaitu dalam pengelolaan agak sulit karena sifatnya tidak terintegrasi.Sedangkan apabila menggunakan Web Course Tools atau pengembangan secara taillor-made biayanya jauh lebih mahal,namun memiliki kelebihannya yakni mudah dalam pengembangan dan pengelolaanya,lebih power full,dan sesuai dengan kebutuhan.Untuk memilih salah satu cara yang akan dipakai,ditentukan pada pertimbangan berdasarkan kajian terhadap berbagai hal seperti yang telah dibahas dibagian terdahulu tadi.Namun pada dasarnya mendayagunakan internet untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan adalah hal sangat layak untuk segera dilaksanakan secara luas di institusi-institusi penyelenggara pendidikan di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran internet dapat diterapkan di sekolah dasar dengan beberapa metode pembelajaran (diskusi, inkuiri, deskoveri, dan problem solving) serta menggunakan model pembelajaran yang dikemas sederhana, menarik, dan menyenangkan siswa, sehingga pembelajarannya lebih bermakna. Belajar Aktif adalah cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan membangun makna/pengertian terhadap pengalaman dan informasi, yang dilakukan oleh si pembelajar, bukan oleh si pengajar, serta menganggap mengajar sebagai kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar si pembelajar sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya dan tidak tergantung pada guru/orang lain bila mereka mempelajari hal-hal baru.
Dengan pembelajaran berbasis Internet mendidik siswa untuk berpikir kritis, menambah wawasan dan pengetahuan siswa, mendidik siswa untuk belajar otodidak, dan meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan.
Saran
Para pendidik dan pihak-pihak yang terkait hendaknya mulai menyiapkan dan memperkenalkan pembelajaran berbasis internet ini kepada siswa SD, agar para siswa siap menghadapi tantangan zaman dan dapat menerima perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan cepat dan masih dalam koridor yang baik.
Judul : Pengembangan Model Pembelajaran Melalui Internet
Nama Kelompok : 1. Sri Herawati Lihawa
2. Yuliana Laiya
3. Ramlawati Z. Datu
4. Dadang Noho
5. Tri Sutrisno Malah
Abstrak:
Teknologi informasi dan komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam setiap tahunnya.Setiap tahun dunia mengalami inovasi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi dengan tersedianya sarana yang berupa internet yang mampu diakses oleh siapapun dari berbagai kalangan,usia di manapun dan kapanpun.Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berupa internet sekarang sudah merambah ke dalam dunia pendidikan.Ini merupakan salah satu inovasi dalam pendidikan karena model pembelajaran berbasis internet sangat berbeda dengan model pembelajaran yang banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan sekarang ini.Ini menjadi salah satu acuan bagi para pendidik guna mengembangkan keterampilan para siswa dan menambah wawasan mereka agar mampu bersaing di masa yang akan datang.
Kata Kunci : Pembelajaran,Model,Internet
Sabtu, 16 April 2011
tugas makalah
Pengenalan IPA
o
l
e
h
Kelompok 7
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Gorontalo
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Peranan IPA
2.2 Perkembangan Alam Pikiran Manusia
(Sifat Unik Manusia, Rasa Ingin Tahu, Mitos,
Penalaran Deduktif Dan Induktif)
2.3 Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA .
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, IPTEK yang semakin maju membuat peran aktif manusia dalam bekerja sangat sulit ditemukan. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan peran IPA sebagai ilmu pengetahuan yang melahirkan teknologi super canggih. Sekarang ini telah terlahir pesawat dengan kecepatan super sonic, satu atau dua tahun kemudian bisa saja akan terlahir sebuah mesin dengan kecepatan partikel cahaya, yang hanya dalam hitungan menit, dan bahkan detik dapat mengantarkan manusia ke luar angkasa. Semua karena IPTEK dan IPA.
Menurut A. Comte, ada tiga tahap dalam sejarah perkembangan manusia dan IPA yaitu :
• Tahap Metafisika
• Tahap Filsafat
• Tahap Ilmu
Agar perkembangan IPA dan IPTEK tak terputus dan berhenti sampai disini, maka dibutuhkan ilmuan-ilmuan baru yang memberi inovasi-inovasi dalam kehidupan. Sebelum membahas bagaimana melahirkan sebuah inovasi tentunya kita perlu mengenal ilmu yang melahirkan inovasi tersebut.
1.2 Permasalahan
Dalam makalah ini ada beberapa hal yang akan menjadi topic pembahasan kita yaitu :
a. Pengertian dan peranan IPA
b. Perkembangan alam pikiran manusia
c. Sifat unik manusia
d. Rasa ingin tahu
e. Mitos
f. Penalaran deduktif dan induktif
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah :
Sebagai tugas kolektif yang diberikan oleh dosen pembimbing Mata Kuliah IAD.
Sebagai referensi dan pengenalan Mata Kuliah IAD.
Mengetahui perkembangan alam pikiran manusia yang dari primitive ke modern.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Peranan IPA
Pengertian
Sebenarnya tidak mudah mendefinisikan apakah IPA itu ? H.W. Fowler dan kawan-kawan (1951), mendefinisikan IPA sebagai ilmu yang sistematis dan dirumuskan. Ilmu ini berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama didasarkan atas pengamatan dan induksi.
Nabes di dalam bukunya Science in Education menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan yang teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.
Kedua pendapat di atas sebenarnya tidak berbeda. Memang benar IPA adalah ilmu teoretis, tetapi teori itu didapat dari pengamatan dan ekperimentasi terhadap gejala-gejala alam.
Fakta tentang gejala kebendaan atau alam, diselidiki dan diuji berulang-ulang melalui eksperimen. Berdasarkan hasil itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya (teori). Teori pun idak dapat berdiri sendiri. Teori didasari oleh suatu hasil pengamatan.
Contoh :
Maxwell tidak akan menyusun teori gelombang elektromagnetik, jika Faraday tidak berhasil dalam percobaan-percobaannya mengenai induksi elektromagnetik.
Planet Neptunus tidak akan ditemukan secara teoretis, seandainya sebelumnya tidak ada pengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet-planet lainnya.
Jadi, dapat disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh / disusun dengan cara khas, yakni dengan melakukan observasi eksperimen. Permentasi, peyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan seterusnya, berkaitan antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama Metode Ilmiah.
Peranan
IPA adalah ilmu yang membahas tentang alam dan segala isinya. Sedangkan teknologi IPA adalah suatu penerapan IPA yang memenuhi kebutuhan manusia.
Teknologi IPA ini dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1 Teknologi maju yakni teknologi tingkat pertama suatu usaha yang mengarah pada bidang pendidikan, latihan serta pembinaan para peneliti ilmiah untuk selalu mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi yang vital serta dibutuhkan oleh suatu negara.
2 Teknologi Adaptif (teknologi madya), yakni perkembangan dari suatu teknologi maju yang penggunannya mesti harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan negara yang memerlukan.
3 Teknologi Protekif, adalah teknologi yang digunakan untuk melindungi (konservasi, restorasi, dan regenerasi) segenap SDA yang ada.
Pada mulanya antara ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak selalu ada kaitannya, makudnya suatu pengetahuan tidak harus menjadi ilmu terlebih dahulu. Sekarang ilmu dan teknologi tidak lagi berdiri sendiri. Sains dan teknologi selalu saling menunjang sehingga dapat maju dengan pesat.
Berikut ini adalah konsep-konsep dasar teknologi IPA dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Materi dan Energi
Dalam IPA, sasaran yang dipelajari adalah alam semesta dan isinya. Ilmu fisika memandang kesemuanya itu adalah materi dan energi.Yang dimaksud dengan materi dalam fisika adalah apa saja yang mempunyai massa dan menempati suatu ruang. Contohnya meja, kursi, awan, gunung, dan sebagainya.
Materi ini dari unsure kimia yaitu C (karbon), H (hydrogen), O (oksigen), N (nitrogen), P (phosphor) dan lain-lain. Unsur-unsur kimia ini bergabung dan menyusun atau membentuk suatu molekul yang merupakan unsur pembentuk materi. Materi dapat berwujud gas, padat, dan cair. Zat padat memiliki bentuk dan volume yang tetap, selama tidak ada pengaruh dari luar (misalnya panas).
Zat cair mempunyai bentuk yang berubah-ubah sesuai dengan bentuk tempat/wadahnya, sedangkan volumenya tetap. Gas, bentuk volumenya tidak tetap.
Sedangkan yang dimaksud dengan energi adalah sesuatu yang dapat memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Energi ini bermacam-macam bentuknya, yaitu :
1) Energi Mekanik
Merupakan jumlah energi potensial dan energi kinetic. Setiap benda mempunyai berat, maka baik di dalam keadaan diam atau bergerak setiap benda memiliki energi. Misalnya, energi yang tersimpan dalam suatu benda yang diam (tidak aktif) disebut energi potensial, sedangkan bila benda tersebut jatuh (aktif), maka jatuhnya benda tersebut disebut energi kinetic (energi gerak).
2) Energi panas (kalor)
Pemberian panas suatu benda menyebabkan kenaikan suhu suatu benda atau mengubah suatu bentuk, ukursn ataupun volume suatu benda.
3) Energi magnetic
Energi yang timbul bila kutub 2 batang magnet didekatkan. Kemampuan kutub untuk menggerakkan (tolak menolak atau tarik menarik) inilah yang disebut energi magnetic.
4) Energi listrik
Energi listrik dapat ditimbulkan dengan beberapa cara, yaitu yang berasal dari :
• Air terjun, air sungai dengan mengubah energi kinetic.
• Energi angina untuk menggerakkan kincir angina.
• Penggunaan ahli
• Uap yang digunakan untuk memutar generator listrik.
• Tenaga diesel nuklir
5) Energi kimia
Energi yang diperoleh melalui suatu proses kimia. Contohnya, manusia dapat memperoleh energi dari perubahan makanan yang dikonsumsinya.
6) Energi bunyi
Energi bunyi dapat diartikan sebagai getaran. Contohnya, meledaknya suatu bom menimbulkan getaran yang hebat yang dapat menyebabkan robohnya bangunan atau memecahkan kaca.
7) Energi nuklir
Energi nuklir diperoleh apabila suatu atom pecah menjadi atom yang lain, pecahan atom disertai dengan pembebasan energi.
8) Energi cahaya
Sumber utama cahaya yang digunakan oleh manusia adalah matahari, sedangkan tumbuhan memerlukan matahari untuk melakukan proses fotosintesis. Energi juga dapat berubah-ubah bentuknya sebagai contoh : energi panas berubah menjadi energi mekanik yang dapat dilihat pada air yang dipanaskan menjadi uap, uap panas ini menekan baling-baling suatu turbin sehingga turbin itu bergerak. Gerakan turbin ini dapat dimanfaatkan untuk bermacam-macam keperluan.
Energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik, yaitu dengan gerakannya energi mekanik memutar dynamo sehingga menghasilkan aliran listrik.
Energi listrik dapat diubah lagi menjadi energi cahaya (aliran listrik memijarkan bola lampu listrik), energi kimia (dialirkan dalam zat kimia kalium khlorat untuk bahan peledak) atau berubah kembali menjadi energi cahaya.
2.2 Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Bumi tempat manusia hidup berisi dua macam makhluk, artinya Tuhan menciptakan dua makhluk yaitu satu benda yang sifatnya aroganis dan yang lain makhluk yang bersifat organis.
Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis), sedangkan makhluk tunduk pada hukum kehidupan (biologis). Masing-masing memiliki tingkatan-tingkatan pada perwujudannya, benda dapat berupa gas, cair, atau padat yang memiliki ciri sendiri-sendiri sehingga mudah dibedakan satu dari yang lain. Sedangkan makhluk hidup dibedakan tingkatannya atas tumbuhan, binatang, dan manusia. masing-maing juga memiliki ciri-ciri khas sehingga secara mudah dibedakan satu dari yang lain, tetapi ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari binatang, apalagi tumbuhan.
Sifat Unik Manusia
Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri :
1) Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya sehingga manusia merupakan makhluk yang cerdas dan bijaksana (homo sapiens). Adanya kemampuan untuk berusaha, maka manusia menggunakan pikirannya untuk melakukan sesuatu dimasa sekarang atau masa depan dengan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman.
2) Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan ke luar.
3) Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
4) Memiliki potensi untuk berkembang biak.
5) Tumbuh dan bergerak
6) Berinteraksi dengan lingkungan, artinya :
a. Manusia dapat membuat alat-alat dan menggunakannya sehingga disebut sebagai manusia kerja (homo faber)
b. Manusia dapat berbicara (homo lauguens), sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lainnya.
c. Manusia dapat hidup bermasyarakat (homo socios), tidak bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hokum rimba, yang kuat itulah yang berkuasa.
d. Manusia dapat mengadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (homo economicos)
7) Bila tiba masanya, ia akan mati. Oleh karena itu manusia menyadari adanya kekuatan gaib yang memiliki kemampuan lebih hebat dari manusia, sehingga menjadikannya manusia berkepercayaan / beragama (homo religious).
Dalam tahap awal, lahir animisme, dinamisme, maupun toleisme yang sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan dan kadang-kadang sebagai agama alami. Kemudian lahir agama samawi yang percaya kepada Tuhan YME, percaya kepada Nabi dan Rasul serta kitab suci-Nya sebagai pedoman hidup.
Bila dibandingkan tubuh manusia dengan hewan tingkat tinggi lainnya, maka tubuh manusia lemah. Kelebihan manusia adalah rohaninya, yakni akal budi dan kemauannya yang sangat kuat sehingga dengan akal budi dan kemauannya tersebut, manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rasa Ingin Tahu
IPA itu, berawal dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia. manusia mempunyai rasa ingin ahu tenang benda-benda di sekelilingnya, alam di sekitarnya, baik bulan, bintang maupun matahari yang dipandangnya, bahkan ingin tahu pada tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya, bahwa rasa ingin tahu tidak dimiliki oleh benda-benda tak bernyawa seperti batu, tanah, sungai ataupun angina. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Rasa ingin tahu tak terpuaskan, jika salah satu soal dapat dipecahkan, maka timbul soal lain yang menunggu penyelesaian. Akal budi manusia pun tak pernah puas dengan pengetahuan yang dimilikinya, selalu timbul keinginan untuk menambah pengetahuan. Tiap individu atau kelompok individu mempunyai kelebihan yakni kemampuan berpikir atau dengan perkataan lain curiousity-nya tidak idle, tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Ia akan bertanya terus setelah tahu tentang APAnya, mereka juga ingin tahu BAGAIMANA dan MENGAPA begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru hingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Hal tersebut berlangsung berabad-abad lamanya sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Rasa ingin tahu manusia pada mulanya mengenai diri sendiri yang akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri dari dua unsure yaitu rohani dan jasmani. Diketahuinya bahwa roh itu ada dalam tubuh manusia karena adanya pengalaman dan pengertian tentang mimpi dan orang meninggal, roh dikatakan abadi walaupun telah meninggalkan badan, sedangkan tubuh yang ditinggalkan roh membusuk.
Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Rasa ingin tahu yang dimiliki manusia, menyebabkan alam pikiran manusia berkembang. Ada dua macam perkembangan yang dapat kita ketahui, yakni :
1 Perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya.
Alam pikiran seorang bayi yang baru dilahirkan, mengalami perkembangan yang hampir serupa. Ketika anak kecil mengamati lingkungan, muncul bermacam-macam pertanyaan di dalam pikirannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, anak kecil mengadakan penyelidikan sendiri atau bertanya kepada ibu, ayah, kakak atau orang lain yang mengasuhnya.
Alam pikiran anak berkembang dengan pesat. Rasa ingin tahu seorang anak akan melemah, apabila orang-orang di sekelilingnya terlalu sibuk, terlalu malas atau terlalu bodoh untuk memuaskan rasa ingin tahu anak tersebut. Dengan demikian perkembangan alam pikiran anak akan terhambat.
2 Perkembangan alam pikiran manusia sejak zaman purba hingga dewasa ini.
Pada zaman purba, manusia sudah menghadapi berbagai teka-teki yakni terbit dan terbenamnya matahari, perubahan bentuk bulan, pertumbuhan dan pembiakan makhluk hidup, adanya angina, petir, hujan, dan pelangi.
Terdorong rasa ingin tahunya yang sangat kuat, manusia purba mulai menyelidiki apa penyebab terjadinya fenomena-fenomena itu dan apa akibatnya. Penyelidikan ini menghasilkan jawaban atas banyak persoalan, tetapi kemudian timbul persoalan-persoalan baru. Dengan demikian alam pikiran manusia purba mulai berkembang. Perkembangan itu berlangsung terus sampai sekarang dan akan berlanjut dimasa mendatang. Mekipun semua orang memiliki rasa ingin tahu, tetapi tidak setiap orang mampu dan mau mengadakan penyelidikan sendiri. Banyak yang sudah merasa puas dengan memilih jalan pintas yakni bertanya kepada orang lain yang telah menyelidiki atau bertanya kepada orang lain yang telah bertanya. Cara melalui jalan pintas ini pun menyebabkan alam pikiran manusia berkembang.
Mitos
Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan non-fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Jadi, tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pengamatan maupun pengalamnnya. Untuk memuaskan alam pikirannya, manusia mereke-reka sendiri jawabannya.
Berdasarkan sejarah perkembangan manusia menurut A.Comte ada tiga tahap yaitu :
1) Tahap teologi atau tahap metafisika
2) Tahap filsafat
3) Tahap positif atau tahap ilmu
Mitos termasuk dalam tahap teologi atau tahap metafiska. Metologi berarti pengetahuan tentang mitos yang merupakan kesimpulan cerita-cerita mitos. Dalam alam pikiran mitos, rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, instuisi atau imajinasi.
Menurut C.A. Van Peursen, mitos adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok orang. Cerita itu dapat ditularkan, dapat, dapat pula diungkapkan lewat tari-tarian atau pementasan wayang dan sebagainya.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu :
1) Mitos sebenarnya
Manusia berusaha sungguh-sungguh dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada. Namun belum tepat, karena kurang pengetahuannya sehingga untuk bagian tersebut orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa atau dewi.
Contoh :
Apakah pelangi itu ? karena tak dapat dijawab, mereka mereka-reka dengan jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi, muncul pengetahuan baru yakni bidadari.
Gempa bumi diduga terjadi karena atlas (raksasa yang memikul bumi pada bahunya) sedang memindahkan bumi dari bahu yang satu ke bahu yang lainnya.
2) Cerita rakyat
Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat karena cerita rakyat hanya disampaikan dari mulut ke mulut, maka sulit diperiksa kebenarannya. Tetapi gejala yang ada dalam masyarakat memang ada dan agar meyakinkan, seorang tokoh dikaitkan dalam cerita rakyat.
Contoh :
“ Lutung kasarung dari daerah Pasudan, Bawang Merah Bawang Putih dan Timun Emas dari Jawa Tengah dan sebagainya”.
3) Legenda
Adapun cerita yang didasarkan mitos disebut legenda. Dalam legenda dikemukakan seorang okoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.
Contoh :
“ Sangkuriang yang dikaitkan dengan gunung Tangkuban Perahu dan Dataran Tinggi Bandung yang dahulunya merupakan danau”.
Manusia pada tahap teologi (menurut A. Comte) atau pada tahap mitos (C.A. Van Peursen), belum dapat melihat realita ini dengan inderanya. Manusia belum dapat mengetahui dan menangkap peristiwa (objek) dengan alam pikirannya, maka manusia beranggapan bahwa dewa, dewi, hantu, setan atau makhluk gaib lainnya yang dianggap sakti atau berkuasa sedang murka.
Penyebab timbulnya mitos
1) Keterbatasan Pengetahuan Manusia
Pada saat manusia masih terbatas pengetahuannya, belum banyak yang mereka ketahui. Pengetahuan mereka diperoleh dari cerita orang, karena seseorang mengetahui sesuatu hal. Kemudian memberitahukannya lagi kepada orang lain. Apakah yang diketahui sudah benar atau belum, merupakan permasalahan. Dari hal yang tidak benar, kemudian disalahkan setelah ada kebenaran, maka pengetahuan orang tentang sesuatu jadi bertambah.
2) Keterbaasan Penalaran Manusia
Manusia memang mampu berpikir, namun pmikirannya perlu terus-menerus dilatih. Pemikiran itu sendiri dapat benar dapat pula salah. Akhirnya penalaran yang salah akan kalah atau penalaran yang benar. Untuk itu diperlukan waktu guna meyakinkan.
3) Keinginan Manusia Yang Telah Dipenuhi Untuk Sementara
Kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi sebagian lagi dapat diterima secara intuisi, yakni penerimaan atas dasar kata hati tentang sesuatu yang benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan masyarakat awam sudah dapat diterima sebagai suatu kebenaran atau pseudo science.
4) Keterbatasan Alat Indera Manusia
Alat penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tak dapat membedakan sepuluh gambar yang berbeda satu dengan yang lain dalam satu detik. Jika ukuran partikel jauh, maka mata tak mampu melihatnya.
Alat pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 hertz/detik, getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 hertz/detik tidak terdengar.
Alat pencium dan pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun yang diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan empat jenis rasa yakni rasa manis, asin, asam dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita, bila konsentrasinya di udara lebih dari sepuluh juta PPM. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lainnya. Namun, tidak semua orang bisa melakukannya.
Alat perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun sangat relative, sehingga tidak bisa dipakai sebagai ala observasi. Akibat dari keterbatasan alat indera kita, maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran.
Penalaran Deduktif Dan Induktif
Berkat pengamatan yang sistematis, kritis dan makin bertambahnya pengalaman yang diperoleh, lambat laun manusia berusaha mencari jawaban secara rasional dengan meninggalkan yang irasional. Pemecahan secara rasional berarti mengandalkan rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar. Kaum rasionalis mengembangkan paham yang disebut rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan, kaum rasionalis menggunakan :
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah cara berpikir yang bertolak belakang dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme terdiri dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor. Kesimpulan dan konklusi diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis tersebut.
Contoh :
Semua benda bisa dipanaskan dalam keadaan kering dan berubah menjadi api …………(1)
Kayu adalah benda .. ……….(2)
Kayu bila dipanaskan dalam keadaan kering akan berubah menjadi api ………..(3)
1 Disebut premis mayor, yakni sesuatu yang berlaku umum
2 Disebut premis minor, yakni sesuatu yang berlaku khusus.
3 Kesimpulan.
Jadi, kesimpulan ditarik dari sesuatu yang umum kepada yang khusus, dengan perkataan lain, kesimpulan ini hanya benar jika kedua premis yang digunakan benar dan cara menarik kesimpulannya juga benar. Jika ada yang salah dari ketiga hal di atas, maka kesimpulan yang diambil juga tidak benar.
Penalaran Induktif
Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan deduktif ternyata mempunyai kelemahan, maka muncullah pandangan lain berdasarkan pengalaman konkret yang disebut penganut empirisme. Pendapat mereka, gejala alam itu bersifat konkret dan dapat ditangkap dengan panca indera manusia.
Penganut empirisme menyusun pengertian dengan menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Dengan penalaran induktif, makin lama dapat disusun pernyataan yang lebih umum lagi dan makin bersifat fundamental.
Contoh :
a. Pengamatan atas logam besi, tembaga, aluminium dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum, bahwa semua logam, jika dipanasi akan bertambah panjang.
b. Kucing bernafas, Kambing bernafas, Sapi, Kuda dan Harimau juga bernafas. Dapat disimpulkan secara umum bahwa semua hewan dapat bernafas.
c. Hewan dapat bernafas, manusia dapat bernafas. Jadi dapat disimpulkan, bahwa semua makhluk hidup dapat bernafas.
Dengan cara induktif, dapat diperoleh prinsip-prinsip yang bersifat umum sehingga memudahkan dalam hal memahami gejala yang beraneka ragam. Namun demikian, ternyata pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan penalaran induktif ini masih belum tentu bersifat kontradiktif. Demikian pula fakta yang berkaitan belum dapat menjamin tersusunnya pengetahuan yang sistematis.
2.3 Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA
Himpunan pengetahuan di atas dapat disebut ilmu pengetahuan, jika digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empiris yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah. Memang benar, bahwa IPA merupakan suatu ilmu yang teoretis. Teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam.
Fakta-fakta tentang gejala-gejala kebenaran alam diselidiki dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan (eksperimen). Kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya (teori). Teori ini pun masih harus diuji kemantapan/kesaktiannya. Artinya, bilamana diadakan penelitian ulang, yang dilakukan oleh siapa pun, dengan langkah-langkah yang serupa dan kondisi yang sama, maka akan diperoleh hasil yang konsisten.
Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan, perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat konsisten. Artinya, dapat diuji oleh siapa pun dan dengan demikian kesimpulan yang diperoleh lebih dapat diandalkan dan hasilnya lebih mendekati kebenaran.
Secara lengkap dapat dikatakan, bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA, bilamana memenuhi persyaratan sebagai berikut, objeknya adalah pengalaman manusia, berupa gejala-gejala alam. Kemudian dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia.
Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
Berkat makin sempurnanya alat pengamat bintang, berupa teleskop dan juga makin meningkatnya kemampuan berpikir manusia, maka pada tahun 1500-1600, terjadi perubahan besar atas semua ajaran Aristoteles maupun Ptolomeus. Sebagai tonggak sejarah dapat dicatat disini adalah Nicoulas Copernicus. (1473-1543).
Ia tidak saja seorang astronom, tetapi juga ahli matematika dan pengobatan. Tulisannya yang terkenal, merombak pandangan astronom zaman Yunani Kuno berjudul De Revolutionibus Orbium Caelestium yang berarti peredaran alam semesta. Buku ini ditulis pada tahun 1507, namun tidak segera diumumkan, karena prinsip heliosentris (berpusat pada matahari) bertentang dengan kepercayaan penguasa pada saat itu.
Pokok ajarannya antara lain :
1) Matahari adalah pusat dari system solar. Di dalam system itu, bumi adalah salah satu dari planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
2) Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
3) Bumi berputar pada porosnya dari Barat ke Timur yang mengakibatkan adanya siang dan malam serta pandangan tentang gerakan bintang-bintang.
Dengan rasionalisme dan empiris yang dikembangkan, ilmu pengetahuan maju dengan pesat, sehingga dikatakan sebagai revolusi ilmu pengetahuan (scientific revolution). Ilmu dipikirkan untuk kesejahteraan manusia (antologi) dan lahirnya ilmu terapan (applied science) memungkinkan terjadinya revolusi teknologi (technological revolution).
Terjadinya revolusi industri (industrial revolution) ialah sebagai jawaban manusia untuk memenuhi kebutuhan akan hasil industri setelah kebutuhan pangan tercapai. Dengan berkembangnya jumlah penduduk, soal pangan kembali menjadi masalah serius. Bioteknologi dikembangkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan elektronika saat itu juga maju pesat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
IPA adalah suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh / disusun dengan cara khas, yakni dengan melakukan observasi eksperimen.
Teknologi IPA ini dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Teknologi maju yakni teknologi tingkat pertama suatu usaha yang mengarah pada bidang pendidikan, latihan serta pembinaan para peneliti ilmiah untuk selalu mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi yang vital serta dibutuhkan oleh suatu negara.
b. Teknologi Adaptif (teknologi madya), yakni perkembangan dari suatu teknologi maju yang penggunannya mesti harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan negara yang memerlukan.
c. Teknologi Protekif, adalah teknologi yang digunakan untuk melindungi (konservasi, restorasi, dan regenerasi) segenap SDA yang ada.
3.2 Saran
Setelah menarik kesimpulan, oleh karenanya kami menyarankan kepada pembaca agar lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan IPA karena sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi IPA tidak saja bermanfaat dalam bidang pendidikan tetapi juga sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi suatu negara.
Pengenalan IPA
o
l
e
h
Kelompok 7
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Gorontalo
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Peranan IPA
2.2 Perkembangan Alam Pikiran Manusia
(Sifat Unik Manusia, Rasa Ingin Tahu, Mitos,
Penalaran Deduktif Dan Induktif)
2.3 Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA .
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, IPTEK yang semakin maju membuat peran aktif manusia dalam bekerja sangat sulit ditemukan. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan peran IPA sebagai ilmu pengetahuan yang melahirkan teknologi super canggih. Sekarang ini telah terlahir pesawat dengan kecepatan super sonic, satu atau dua tahun kemudian bisa saja akan terlahir sebuah mesin dengan kecepatan partikel cahaya, yang hanya dalam hitungan menit, dan bahkan detik dapat mengantarkan manusia ke luar angkasa. Semua karena IPTEK dan IPA.
Menurut A. Comte, ada tiga tahap dalam sejarah perkembangan manusia dan IPA yaitu :
• Tahap Metafisika
• Tahap Filsafat
• Tahap Ilmu
Agar perkembangan IPA dan IPTEK tak terputus dan berhenti sampai disini, maka dibutuhkan ilmuan-ilmuan baru yang memberi inovasi-inovasi dalam kehidupan. Sebelum membahas bagaimana melahirkan sebuah inovasi tentunya kita perlu mengenal ilmu yang melahirkan inovasi tersebut.
1.2 Permasalahan
Dalam makalah ini ada beberapa hal yang akan menjadi topic pembahasan kita yaitu :
a. Pengertian dan peranan IPA
b. Perkembangan alam pikiran manusia
c. Sifat unik manusia
d. Rasa ingin tahu
e. Mitos
f. Penalaran deduktif dan induktif
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah :
Sebagai tugas kolektif yang diberikan oleh dosen pembimbing Mata Kuliah IAD.
Sebagai referensi dan pengenalan Mata Kuliah IAD.
Mengetahui perkembangan alam pikiran manusia yang dari primitive ke modern.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Peranan IPA
Pengertian
Sebenarnya tidak mudah mendefinisikan apakah IPA itu ? H.W. Fowler dan kawan-kawan (1951), mendefinisikan IPA sebagai ilmu yang sistematis dan dirumuskan. Ilmu ini berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama didasarkan atas pengamatan dan induksi.
Nabes di dalam bukunya Science in Education menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan yang teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.
Kedua pendapat di atas sebenarnya tidak berbeda. Memang benar IPA adalah ilmu teoretis, tetapi teori itu didapat dari pengamatan dan ekperimentasi terhadap gejala-gejala alam.
Fakta tentang gejala kebendaan atau alam, diselidiki dan diuji berulang-ulang melalui eksperimen. Berdasarkan hasil itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya (teori). Teori pun idak dapat berdiri sendiri. Teori didasari oleh suatu hasil pengamatan.
Contoh :
Maxwell tidak akan menyusun teori gelombang elektromagnetik, jika Faraday tidak berhasil dalam percobaan-percobaannya mengenai induksi elektromagnetik.
Planet Neptunus tidak akan ditemukan secara teoretis, seandainya sebelumnya tidak ada pengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet-planet lainnya.
Jadi, dapat disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh / disusun dengan cara khas, yakni dengan melakukan observasi eksperimen. Permentasi, peyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan seterusnya, berkaitan antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama Metode Ilmiah.
Peranan
IPA adalah ilmu yang membahas tentang alam dan segala isinya. Sedangkan teknologi IPA adalah suatu penerapan IPA yang memenuhi kebutuhan manusia.
Teknologi IPA ini dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1 Teknologi maju yakni teknologi tingkat pertama suatu usaha yang mengarah pada bidang pendidikan, latihan serta pembinaan para peneliti ilmiah untuk selalu mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi yang vital serta dibutuhkan oleh suatu negara.
2 Teknologi Adaptif (teknologi madya), yakni perkembangan dari suatu teknologi maju yang penggunannya mesti harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan negara yang memerlukan.
3 Teknologi Protekif, adalah teknologi yang digunakan untuk melindungi (konservasi, restorasi, dan regenerasi) segenap SDA yang ada.
Pada mulanya antara ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak selalu ada kaitannya, makudnya suatu pengetahuan tidak harus menjadi ilmu terlebih dahulu. Sekarang ilmu dan teknologi tidak lagi berdiri sendiri. Sains dan teknologi selalu saling menunjang sehingga dapat maju dengan pesat.
Berikut ini adalah konsep-konsep dasar teknologi IPA dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Materi dan Energi
Dalam IPA, sasaran yang dipelajari adalah alam semesta dan isinya. Ilmu fisika memandang kesemuanya itu adalah materi dan energi.Yang dimaksud dengan materi dalam fisika adalah apa saja yang mempunyai massa dan menempati suatu ruang. Contohnya meja, kursi, awan, gunung, dan sebagainya.
Materi ini dari unsure kimia yaitu C (karbon), H (hydrogen), O (oksigen), N (nitrogen), P (phosphor) dan lain-lain. Unsur-unsur kimia ini bergabung dan menyusun atau membentuk suatu molekul yang merupakan unsur pembentuk materi. Materi dapat berwujud gas, padat, dan cair. Zat padat memiliki bentuk dan volume yang tetap, selama tidak ada pengaruh dari luar (misalnya panas).
Zat cair mempunyai bentuk yang berubah-ubah sesuai dengan bentuk tempat/wadahnya, sedangkan volumenya tetap. Gas, bentuk volumenya tidak tetap.
Sedangkan yang dimaksud dengan energi adalah sesuatu yang dapat memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Energi ini bermacam-macam bentuknya, yaitu :
1) Energi Mekanik
Merupakan jumlah energi potensial dan energi kinetic. Setiap benda mempunyai berat, maka baik di dalam keadaan diam atau bergerak setiap benda memiliki energi. Misalnya, energi yang tersimpan dalam suatu benda yang diam (tidak aktif) disebut energi potensial, sedangkan bila benda tersebut jatuh (aktif), maka jatuhnya benda tersebut disebut energi kinetic (energi gerak).
2) Energi panas (kalor)
Pemberian panas suatu benda menyebabkan kenaikan suhu suatu benda atau mengubah suatu bentuk, ukursn ataupun volume suatu benda.
3) Energi magnetic
Energi yang timbul bila kutub 2 batang magnet didekatkan. Kemampuan kutub untuk menggerakkan (tolak menolak atau tarik menarik) inilah yang disebut energi magnetic.
4) Energi listrik
Energi listrik dapat ditimbulkan dengan beberapa cara, yaitu yang berasal dari :
• Air terjun, air sungai dengan mengubah energi kinetic.
• Energi angina untuk menggerakkan kincir angina.
• Penggunaan ahli
• Uap yang digunakan untuk memutar generator listrik.
• Tenaga diesel nuklir
5) Energi kimia
Energi yang diperoleh melalui suatu proses kimia. Contohnya, manusia dapat memperoleh energi dari perubahan makanan yang dikonsumsinya.
6) Energi bunyi
Energi bunyi dapat diartikan sebagai getaran. Contohnya, meledaknya suatu bom menimbulkan getaran yang hebat yang dapat menyebabkan robohnya bangunan atau memecahkan kaca.
7) Energi nuklir
Energi nuklir diperoleh apabila suatu atom pecah menjadi atom yang lain, pecahan atom disertai dengan pembebasan energi.
8) Energi cahaya
Sumber utama cahaya yang digunakan oleh manusia adalah matahari, sedangkan tumbuhan memerlukan matahari untuk melakukan proses fotosintesis. Energi juga dapat berubah-ubah bentuknya sebagai contoh : energi panas berubah menjadi energi mekanik yang dapat dilihat pada air yang dipanaskan menjadi uap, uap panas ini menekan baling-baling suatu turbin sehingga turbin itu bergerak. Gerakan turbin ini dapat dimanfaatkan untuk bermacam-macam keperluan.
Energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik, yaitu dengan gerakannya energi mekanik memutar dynamo sehingga menghasilkan aliran listrik.
Energi listrik dapat diubah lagi menjadi energi cahaya (aliran listrik memijarkan bola lampu listrik), energi kimia (dialirkan dalam zat kimia kalium khlorat untuk bahan peledak) atau berubah kembali menjadi energi cahaya.
2.2 Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Bumi tempat manusia hidup berisi dua macam makhluk, artinya Tuhan menciptakan dua makhluk yaitu satu benda yang sifatnya aroganis dan yang lain makhluk yang bersifat organis.
Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis), sedangkan makhluk tunduk pada hukum kehidupan (biologis). Masing-masing memiliki tingkatan-tingkatan pada perwujudannya, benda dapat berupa gas, cair, atau padat yang memiliki ciri sendiri-sendiri sehingga mudah dibedakan satu dari yang lain. Sedangkan makhluk hidup dibedakan tingkatannya atas tumbuhan, binatang, dan manusia. masing-maing juga memiliki ciri-ciri khas sehingga secara mudah dibedakan satu dari yang lain, tetapi ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari binatang, apalagi tumbuhan.
Sifat Unik Manusia
Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri :
1) Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya sehingga manusia merupakan makhluk yang cerdas dan bijaksana (homo sapiens). Adanya kemampuan untuk berusaha, maka manusia menggunakan pikirannya untuk melakukan sesuatu dimasa sekarang atau masa depan dengan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman.
2) Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan ke luar.
3) Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
4) Memiliki potensi untuk berkembang biak.
5) Tumbuh dan bergerak
6) Berinteraksi dengan lingkungan, artinya :
a. Manusia dapat membuat alat-alat dan menggunakannya sehingga disebut sebagai manusia kerja (homo faber)
b. Manusia dapat berbicara (homo lauguens), sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lainnya.
c. Manusia dapat hidup bermasyarakat (homo socios), tidak bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hokum rimba, yang kuat itulah yang berkuasa.
d. Manusia dapat mengadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (homo economicos)
7) Bila tiba masanya, ia akan mati. Oleh karena itu manusia menyadari adanya kekuatan gaib yang memiliki kemampuan lebih hebat dari manusia, sehingga menjadikannya manusia berkepercayaan / beragama (homo religious).
Dalam tahap awal, lahir animisme, dinamisme, maupun toleisme yang sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan dan kadang-kadang sebagai agama alami. Kemudian lahir agama samawi yang percaya kepada Tuhan YME, percaya kepada Nabi dan Rasul serta kitab suci-Nya sebagai pedoman hidup.
Bila dibandingkan tubuh manusia dengan hewan tingkat tinggi lainnya, maka tubuh manusia lemah. Kelebihan manusia adalah rohaninya, yakni akal budi dan kemauannya yang sangat kuat sehingga dengan akal budi dan kemauannya tersebut, manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rasa Ingin Tahu
IPA itu, berawal dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia. manusia mempunyai rasa ingin ahu tenang benda-benda di sekelilingnya, alam di sekitarnya, baik bulan, bintang maupun matahari yang dipandangnya, bahkan ingin tahu pada tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya, bahwa rasa ingin tahu tidak dimiliki oleh benda-benda tak bernyawa seperti batu, tanah, sungai ataupun angina. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Rasa ingin tahu tak terpuaskan, jika salah satu soal dapat dipecahkan, maka timbul soal lain yang menunggu penyelesaian. Akal budi manusia pun tak pernah puas dengan pengetahuan yang dimilikinya, selalu timbul keinginan untuk menambah pengetahuan. Tiap individu atau kelompok individu mempunyai kelebihan yakni kemampuan berpikir atau dengan perkataan lain curiousity-nya tidak idle, tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Ia akan bertanya terus setelah tahu tentang APAnya, mereka juga ingin tahu BAGAIMANA dan MENGAPA begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru hingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Hal tersebut berlangsung berabad-abad lamanya sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Rasa ingin tahu manusia pada mulanya mengenai diri sendiri yang akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri dari dua unsure yaitu rohani dan jasmani. Diketahuinya bahwa roh itu ada dalam tubuh manusia karena adanya pengalaman dan pengertian tentang mimpi dan orang meninggal, roh dikatakan abadi walaupun telah meninggalkan badan, sedangkan tubuh yang ditinggalkan roh membusuk.
Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Rasa ingin tahu yang dimiliki manusia, menyebabkan alam pikiran manusia berkembang. Ada dua macam perkembangan yang dapat kita ketahui, yakni :
1 Perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya.
Alam pikiran seorang bayi yang baru dilahirkan, mengalami perkembangan yang hampir serupa. Ketika anak kecil mengamati lingkungan, muncul bermacam-macam pertanyaan di dalam pikirannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, anak kecil mengadakan penyelidikan sendiri atau bertanya kepada ibu, ayah, kakak atau orang lain yang mengasuhnya.
Alam pikiran anak berkembang dengan pesat. Rasa ingin tahu seorang anak akan melemah, apabila orang-orang di sekelilingnya terlalu sibuk, terlalu malas atau terlalu bodoh untuk memuaskan rasa ingin tahu anak tersebut. Dengan demikian perkembangan alam pikiran anak akan terhambat.
2 Perkembangan alam pikiran manusia sejak zaman purba hingga dewasa ini.
Pada zaman purba, manusia sudah menghadapi berbagai teka-teki yakni terbit dan terbenamnya matahari, perubahan bentuk bulan, pertumbuhan dan pembiakan makhluk hidup, adanya angina, petir, hujan, dan pelangi.
Terdorong rasa ingin tahunya yang sangat kuat, manusia purba mulai menyelidiki apa penyebab terjadinya fenomena-fenomena itu dan apa akibatnya. Penyelidikan ini menghasilkan jawaban atas banyak persoalan, tetapi kemudian timbul persoalan-persoalan baru. Dengan demikian alam pikiran manusia purba mulai berkembang. Perkembangan itu berlangsung terus sampai sekarang dan akan berlanjut dimasa mendatang. Mekipun semua orang memiliki rasa ingin tahu, tetapi tidak setiap orang mampu dan mau mengadakan penyelidikan sendiri. Banyak yang sudah merasa puas dengan memilih jalan pintas yakni bertanya kepada orang lain yang telah menyelidiki atau bertanya kepada orang lain yang telah bertanya. Cara melalui jalan pintas ini pun menyebabkan alam pikiran manusia berkembang.
Mitos
Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan non-fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Jadi, tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pengamatan maupun pengalamnnya. Untuk memuaskan alam pikirannya, manusia mereke-reka sendiri jawabannya.
Berdasarkan sejarah perkembangan manusia menurut A.Comte ada tiga tahap yaitu :
1) Tahap teologi atau tahap metafisika
2) Tahap filsafat
3) Tahap positif atau tahap ilmu
Mitos termasuk dalam tahap teologi atau tahap metafiska. Metologi berarti pengetahuan tentang mitos yang merupakan kesimpulan cerita-cerita mitos. Dalam alam pikiran mitos, rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, instuisi atau imajinasi.
Menurut C.A. Van Peursen, mitos adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok orang. Cerita itu dapat ditularkan, dapat, dapat pula diungkapkan lewat tari-tarian atau pementasan wayang dan sebagainya.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu :
1) Mitos sebenarnya
Manusia berusaha sungguh-sungguh dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada. Namun belum tepat, karena kurang pengetahuannya sehingga untuk bagian tersebut orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa atau dewi.
Contoh :
Apakah pelangi itu ? karena tak dapat dijawab, mereka mereka-reka dengan jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi, muncul pengetahuan baru yakni bidadari.
Gempa bumi diduga terjadi karena atlas (raksasa yang memikul bumi pada bahunya) sedang memindahkan bumi dari bahu yang satu ke bahu yang lainnya.
2) Cerita rakyat
Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat karena cerita rakyat hanya disampaikan dari mulut ke mulut, maka sulit diperiksa kebenarannya. Tetapi gejala yang ada dalam masyarakat memang ada dan agar meyakinkan, seorang tokoh dikaitkan dalam cerita rakyat.
Contoh :
“ Lutung kasarung dari daerah Pasudan, Bawang Merah Bawang Putih dan Timun Emas dari Jawa Tengah dan sebagainya”.
3) Legenda
Adapun cerita yang didasarkan mitos disebut legenda. Dalam legenda dikemukakan seorang okoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.
Contoh :
“ Sangkuriang yang dikaitkan dengan gunung Tangkuban Perahu dan Dataran Tinggi Bandung yang dahulunya merupakan danau”.
Manusia pada tahap teologi (menurut A. Comte) atau pada tahap mitos (C.A. Van Peursen), belum dapat melihat realita ini dengan inderanya. Manusia belum dapat mengetahui dan menangkap peristiwa (objek) dengan alam pikirannya, maka manusia beranggapan bahwa dewa, dewi, hantu, setan atau makhluk gaib lainnya yang dianggap sakti atau berkuasa sedang murka.
Penyebab timbulnya mitos
1) Keterbatasan Pengetahuan Manusia
Pada saat manusia masih terbatas pengetahuannya, belum banyak yang mereka ketahui. Pengetahuan mereka diperoleh dari cerita orang, karena seseorang mengetahui sesuatu hal. Kemudian memberitahukannya lagi kepada orang lain. Apakah yang diketahui sudah benar atau belum, merupakan permasalahan. Dari hal yang tidak benar, kemudian disalahkan setelah ada kebenaran, maka pengetahuan orang tentang sesuatu jadi bertambah.
2) Keterbaasan Penalaran Manusia
Manusia memang mampu berpikir, namun pmikirannya perlu terus-menerus dilatih. Pemikiran itu sendiri dapat benar dapat pula salah. Akhirnya penalaran yang salah akan kalah atau penalaran yang benar. Untuk itu diperlukan waktu guna meyakinkan.
3) Keinginan Manusia Yang Telah Dipenuhi Untuk Sementara
Kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi sebagian lagi dapat diterima secara intuisi, yakni penerimaan atas dasar kata hati tentang sesuatu yang benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan masyarakat awam sudah dapat diterima sebagai suatu kebenaran atau pseudo science.
4) Keterbatasan Alat Indera Manusia
Alat penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tak dapat membedakan sepuluh gambar yang berbeda satu dengan yang lain dalam satu detik. Jika ukuran partikel jauh, maka mata tak mampu melihatnya.
Alat pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 hertz/detik, getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 hertz/detik tidak terdengar.
Alat pencium dan pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun yang diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan empat jenis rasa yakni rasa manis, asin, asam dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita, bila konsentrasinya di udara lebih dari sepuluh juta PPM. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lainnya. Namun, tidak semua orang bisa melakukannya.
Alat perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun sangat relative, sehingga tidak bisa dipakai sebagai ala observasi. Akibat dari keterbatasan alat indera kita, maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran.
Penalaran Deduktif Dan Induktif
Berkat pengamatan yang sistematis, kritis dan makin bertambahnya pengalaman yang diperoleh, lambat laun manusia berusaha mencari jawaban secara rasional dengan meninggalkan yang irasional. Pemecahan secara rasional berarti mengandalkan rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar. Kaum rasionalis mengembangkan paham yang disebut rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan, kaum rasionalis menggunakan :
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah cara berpikir yang bertolak belakang dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme terdiri dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor. Kesimpulan dan konklusi diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis tersebut.
Contoh :
Semua benda bisa dipanaskan dalam keadaan kering dan berubah menjadi api …………(1)
Kayu adalah benda .. ……….(2)
Kayu bila dipanaskan dalam keadaan kering akan berubah menjadi api ………..(3)
1 Disebut premis mayor, yakni sesuatu yang berlaku umum
2 Disebut premis minor, yakni sesuatu yang berlaku khusus.
3 Kesimpulan.
Jadi, kesimpulan ditarik dari sesuatu yang umum kepada yang khusus, dengan perkataan lain, kesimpulan ini hanya benar jika kedua premis yang digunakan benar dan cara menarik kesimpulannya juga benar. Jika ada yang salah dari ketiga hal di atas, maka kesimpulan yang diambil juga tidak benar.
Penalaran Induktif
Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan deduktif ternyata mempunyai kelemahan, maka muncullah pandangan lain berdasarkan pengalaman konkret yang disebut penganut empirisme. Pendapat mereka, gejala alam itu bersifat konkret dan dapat ditangkap dengan panca indera manusia.
Penganut empirisme menyusun pengertian dengan menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Dengan penalaran induktif, makin lama dapat disusun pernyataan yang lebih umum lagi dan makin bersifat fundamental.
Contoh :
a. Pengamatan atas logam besi, tembaga, aluminium dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum, bahwa semua logam, jika dipanasi akan bertambah panjang.
b. Kucing bernafas, Kambing bernafas, Sapi, Kuda dan Harimau juga bernafas. Dapat disimpulkan secara umum bahwa semua hewan dapat bernafas.
c. Hewan dapat bernafas, manusia dapat bernafas. Jadi dapat disimpulkan, bahwa semua makhluk hidup dapat bernafas.
Dengan cara induktif, dapat diperoleh prinsip-prinsip yang bersifat umum sehingga memudahkan dalam hal memahami gejala yang beraneka ragam. Namun demikian, ternyata pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan penalaran induktif ini masih belum tentu bersifat kontradiktif. Demikian pula fakta yang berkaitan belum dapat menjamin tersusunnya pengetahuan yang sistematis.
2.3 Pengetahuan Sebagai Pangkal Kelahiran IPA
Himpunan pengetahuan di atas dapat disebut ilmu pengetahuan, jika digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empiris yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah. Memang benar, bahwa IPA merupakan suatu ilmu yang teoretis. Teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam.
Fakta-fakta tentang gejala-gejala kebenaran alam diselidiki dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan (eksperimen). Kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya (teori). Teori ini pun masih harus diuji kemantapan/kesaktiannya. Artinya, bilamana diadakan penelitian ulang, yang dilakukan oleh siapa pun, dengan langkah-langkah yang serupa dan kondisi yang sama, maka akan diperoleh hasil yang konsisten.
Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan, perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat konsisten. Artinya, dapat diuji oleh siapa pun dan dengan demikian kesimpulan yang diperoleh lebih dapat diandalkan dan hasilnya lebih mendekati kebenaran.
Secara lengkap dapat dikatakan, bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA, bilamana memenuhi persyaratan sebagai berikut, objeknya adalah pengalaman manusia, berupa gejala-gejala alam. Kemudian dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia.
Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
Berkat makin sempurnanya alat pengamat bintang, berupa teleskop dan juga makin meningkatnya kemampuan berpikir manusia, maka pada tahun 1500-1600, terjadi perubahan besar atas semua ajaran Aristoteles maupun Ptolomeus. Sebagai tonggak sejarah dapat dicatat disini adalah Nicoulas Copernicus. (1473-1543).
Ia tidak saja seorang astronom, tetapi juga ahli matematika dan pengobatan. Tulisannya yang terkenal, merombak pandangan astronom zaman Yunani Kuno berjudul De Revolutionibus Orbium Caelestium yang berarti peredaran alam semesta. Buku ini ditulis pada tahun 1507, namun tidak segera diumumkan, karena prinsip heliosentris (berpusat pada matahari) bertentang dengan kepercayaan penguasa pada saat itu.
Pokok ajarannya antara lain :
1) Matahari adalah pusat dari system solar. Di dalam system itu, bumi adalah salah satu dari planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
2) Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
3) Bumi berputar pada porosnya dari Barat ke Timur yang mengakibatkan adanya siang dan malam serta pandangan tentang gerakan bintang-bintang.
Dengan rasionalisme dan empiris yang dikembangkan, ilmu pengetahuan maju dengan pesat, sehingga dikatakan sebagai revolusi ilmu pengetahuan (scientific revolution). Ilmu dipikirkan untuk kesejahteraan manusia (antologi) dan lahirnya ilmu terapan (applied science) memungkinkan terjadinya revolusi teknologi (technological revolution).
Terjadinya revolusi industri (industrial revolution) ialah sebagai jawaban manusia untuk memenuhi kebutuhan akan hasil industri setelah kebutuhan pangan tercapai. Dengan berkembangnya jumlah penduduk, soal pangan kembali menjadi masalah serius. Bioteknologi dikembangkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan elektronika saat itu juga maju pesat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
IPA adalah suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh / disusun dengan cara khas, yakni dengan melakukan observasi eksperimen.
Teknologi IPA ini dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Teknologi maju yakni teknologi tingkat pertama suatu usaha yang mengarah pada bidang pendidikan, latihan serta pembinaan para peneliti ilmiah untuk selalu mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi yang vital serta dibutuhkan oleh suatu negara.
b. Teknologi Adaptif (teknologi madya), yakni perkembangan dari suatu teknologi maju yang penggunannya mesti harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan negara yang memerlukan.
c. Teknologi Protekif, adalah teknologi yang digunakan untuk melindungi (konservasi, restorasi, dan regenerasi) segenap SDA yang ada.
3.2 Saran
Setelah menarik kesimpulan, oleh karenanya kami menyarankan kepada pembaca agar lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan IPA karena sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi IPA tidak saja bermanfaat dalam bidang pendidikan tetapi juga sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi suatu negara.
Langganan:
Postingan (Atom)